Sentra ANYAMAN ROTAN


Jepara memang terkenal memiliki kekayaan akan kerajinan dan keseniannya, salah satu  kerajinan yang dimiliki Kabupaten Jepara yaitu kerajinan anyaman  rotan dan bambu. Pusat atau sentra kerajinan anyaman rotan dan bambu ada di Desa Teluk Wetan  Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara, atau lebih tepatnya sekitar 29 KM ke arah selatan dari pusat Kota Jepara.

Desa Teluk Wetan diapit oleh Desa Manyargading, Bandungrejo, Brantak Sekarjati, Kalipucang Wetan, dan Sidigede.
Di Desa Teluk Wetan, pengembangan kerajinan rotan tak hanya tersedia dalam produk akhir yang pure berbahan baku jenis ini. Pada berbagai produk seperti furniture, hiasan interior, perkakas, dan souvenir, rotan banyak dipadukan dengan beberapa bahan baku lain. Konsentrasi industri ini berada di Kecamatan Welahan, tepatnya di Desa Telukwetan.

Produk akhir yang berkualitas tinggi membuat industri ini juga diterima di pasar internasional, khususnya Korea Selatan dan Cina. Selain desain produk kreasi perajin, pembeli juga bisa memesan barang dengan desain yang dibawa sendiri. Perajin sudah terbiasa dengan pesanan dari buyers yang langsung ke lokasi sentra. Tak heran jika investasi yang tertanam di industri ini terus meningkat hingga mencapai Rp. 107,7 juta pada akhir 2008. Sebanyak 352 unit usaha yang ada mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 2.468 orang. Mereka menghasilkan 2 juta buah / set produk dengan nilai Rp.3,2 miliar.

Sejarah Rotan Teluk Wetan
Sejarah Desa Teluk Wetan adalah pada Abad-14 dari rombongan Dampoawang yaitu rombongan dari saudagar Cina yang mencari tempat rempah-rempah di pulau jawa dan kemudian terdampar di pesisir laut utara tepatnya di salah satu wilayah Semarang (Sam Poe Kong). Kemudian mereka mampir ke klenteng tertua di Jepara kecamatan Welahan dan perahunya terdampar di Teluk (laut yang menjorok ke daratan) yang sekarang disebut Teluk Wetan.

Pada tahun sekitar 1972, Bapak Petinggi H. Noor Ahmad Sidiq mendatangkan rombongan dari Cirebon (debus) Jawa Barat selama 3 bulan, karena berinteraksi selama 3 bulan dengan warga teluk wetan dan disitulah terjadi saling tukar pikiran dimana warga Desa Teluk Wetan belajar cara membuat anyaman rotan.

Pada tahun 1977 Era Orde Baru, ada 3 orang warga desa Teluk Wetan bernama Bapak Taskan, Supandi, dan Sutiman mengikuti pelatihan yang dibiayai oleh pemerintah ke Philipina. Sejak pulang dari Philipina oleh pemerintah mereka bertiga menyebarkan ilmu mereka untuk mengajarkan cara membuat anyaman rotan kepada warga desa Teluk Wetan.

Maka sejak itulah Desa Teluk Wetan menjadi sentra kerajinan anyaman rotan terbesar kedua di Jawa Tengah setelah Terangsan, Surakarta

Pengembangan kerajinan rotan tak hanya menggunakan bahan rotan asli, namun juga menggunakan bahan rotan sintesis. Lebih menarik lagi, kerajinan rotan dan bambu ini bisa dipadukan dengan bahan baku lainnya misalnya seperti furniture, hiasan interior, perkakasdan souvenir. Kerajinan rotan dan Bambu dari Jepara memiliki kualitas yang tinggi sehingga mampu bersaing di pasar internasional. Selain itu juga, untuk desain, bisa disesuaikan dengan keinginan pemesan.


Produksi yang dihasilkan dari kerajinan anyaman rotan dan bambu antara lain : Kursi set, ayunan dan kursi santai, serta kerajinan lainnya.

0 komentar: